Gojek vs Grab: Teknologi Pemetaan yang Mengubah Wajah Industri Ride-Hailing

Gojek dan Grab

Kali ini kita akan membahas dua pemain besar di industri ride-hailing Asia Tenggara, yaitu Gojek dan Grab. Kita akan melihat bagaimana teknologi pemetaan yang mereka gunakan berdampak pada layanan mereka.

Gojek, yang sangat populer di Indonesia, memilih untuk berkolaborasi dengan Google Maps, sebuah layanan pemetaan web terkemuka yang dikembangkan oleh Google. Google Maps menyediakan berbagai fitur seperti citra satelit, peta jalan, dan perencanaan rute. Fitur-fitur ini membantu Gojek dalam menentukan titik lokasi penjemputan dan pengantaran.

Sementara itu, Grab telah memilih jalur yang berbeda dengan mengembangkan layanan peta digital mereka sendiri, yaitu GrabMaps. GrabMaps menawarkan peta digital yang lebih “hiperlokal”, mencakup jalan-jalan gang kecil yang kadang-kadang tidak tercakup dalam peta digital lainnya.


Namun, perlu diingat bahwa teknologi pemetaan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga layanan mereka. Biaya operasional, tarif dinamis berdasarkan permintaan dan penawaran, serta kebijakan harga internal juga memainkan peran penting dalam penentuan harga.

Jika Gojek memilih untuk menggunakan Google Maps, mereka mungkin perlu membayar biaya lisensi kepada Google. Di sisi lain, dengan mengembangkan peta digital mereka sendiri, Grab mungkin dapat mengurangi biaya lisensi tersebut. Ini bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi struktur biaya dan harga akhir dari layanan mereka.