AI Diprediksi Berkontribusi Besar dalam Pemerintahan, Tapi Manusia Masih Diperlukan

artificial intelligence

Teknologi kecerdasan buatan (AI) sedang berkembang dengan sangat pesat. AI mampu melakukan pekerjaan yang sebelumnya hanya dapat dilakukan manusia. Bahkan AI mampu mengalahkan pemain manusia dalam permainan Go. Hal ini membuat sebagian orang memperkirakan bahwa suatu hari AI dapat menggantikan manusia dalam memimpin pemerintahan.

Namun demikian, AI saat ini masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks sosial dan budaya manusia. AI juga dapat melakukan kesalahan jika data yang digunakannya tidak representatif atau netral. Peran seorang pemimpin pemerintahan juga meliputi fungsi-fungsi yang lebih kompleks seperti bernegosiasi dan mempertimbangkan berbagai nilai subjektif, yang masih menjadi tantangan utama bagi AI.

Untuk saat ini, sebagian besar para ahli sepakat bahwa AI lebih cocok berperan sebagai alat pendukung bagi manusia dalam membuat keputusan. AI dapat digunakan untuk menganalisis data dan skenario secara lebih luas untuk membantu manusia membuat keputusan yang lebih baik.


Oleh karena itu, meskipun peran AI diperkirakan akan terus tumbuh, kebanyakan ahli percaya bahwa manusia akan tetap dibutuhkan untuk memimpin dan mengawasi sistem pemerintahan di masa depan, meskipun dengan bantuan pendukung AI.