Eurasia

Indonesia Buka Jalan Perjanjian Dagang Bebas dengan Rusia dan Eurasia

Indonesia resmi menjajaki Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Rusia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU). Langkah ini menandai babak baru dalam strategi ekonomi nasional untuk memperluas pasar ekspor, memperkuat daya saing, dan mengurangi ketergantungan pada mitra dagang tradisional seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Dengan meningkatnya ketidakpastian global akibat konflik geopolitik dan disrupsi rantai pasok, FTA ini menjadi langkah taktis Indonesia dalam mempersiapkan fondasi ekonomi yang lebih kuat dan resilien.

Mengapa Rusia dan Eurasia Jadi Mitra Strategis?

Pasar Besar yang Belum Tergarap Maksimal

EAEU merupakan blok ekonomi yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Armenia. Dengan populasi gabungan lebih dari 180 juta jiwa dan total PDB sekitar USD 2 triliun, kawasan ini menyimpan potensi besar untuk ekspor Indonesia.

Advertisements

Selama ini, perdagangan Indonesia dengan negara-negara Eurasia masih tergolong rendah. Padahal, produk-produk ekspor utama Indonesia seperti kelapa sawit, kopi, produk perikanan, karet, makanan olahan, hingga kosmetik halal sangat diminati di sana.

Momentum Tepat untuk Diversifikasi Pasar

Melalui perjanjian ini, Indonesia ingin mendiversifikasi mitra dagangnya dan tidak lagi bergantung pada satu blok kekuatan dunia. Di tengah meningkatnya fragmentasi perdagangan global, Indonesia perlu menjalin kerja sama ekonomi dengan berbagai kutub kekuatan, termasuk Eurasia, untuk menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih seimbang.

083192400 1690797148 7.jpeg

Forum Bisnis Indonesia–Rusia: Langkah Awal FTA

Sinyal Diplomasi Ekonomi Baru

Forum Bisnis Indonesia–Rusia yang kembali digelar pada 2025 setelah sempat vakum akibat pandemi COVID-19 menjadi sinyal kuat dimulainya dialog perdagangan yang lebih serius. Acara ini menghadirkan pejabat pemerintah, pelaku usaha BUMN, UMKM, serta investor dari kedua negara.

Dalam forum tersebut, beberapa Letter of Intent ditandatangani, termasuk pembentukan gugus tugas bersama untuk studi kelayakan FTA Indonesia–EAEU.

Potensi Produk Ekspor Indonesia

Rusia dan negara EAEU menunjukkan minat tinggi terhadap produk halal dan alami dari Indonesia. Di antaranya:

  • Produk herbal dan jamu
  • Kosmetik halal
  • Makanan ringan dan makanan beku
  • Produk tekstil dan batik

Keuntungan Strategis Bagi Indonesia

1. Akses Pasar Bebas Tarif

Dengan FTA, Indonesia bisa mengekspor berbagai produk tanpa dikenakan bea masuk tinggi. Hal ini meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Eurasia, khususnya untuk sektor pertanian, perikanan, dan makanan olahan.

2. Transfer Teknologi dan Investasi

Rusia memiliki keunggulan di bidang teknologi industri berat, energi, dan pertahanan. Lewat perjanjian ini, Indonesia bisa membuka jalur kerja sama di bidang:

  • Eksplorasi energi
  • Pengolahan mineral strategis
  • Teknologi mesin dan logistik
  • Infrastruktur digital dan sistem transportasi

3. Akses Jalur Dagang Lintas Benua

Indonesia dapat terhubung dengan koridor perdagangan Eurasia–ASEAN, termasuk jalur darat dari Rusia melalui Kazakhstan hingga ke Asia Tenggara. Akses ini dapat memangkas waktu pengiriman dan menekan biaya logistik.

Peluang UMKM di Pasar Eurasia

Produk Lokal Siap Ekspansi Global

UMKM Indonesia berpeluang besar memanfaatkan FTA ini untuk memperluas pasar. Produk khas Indonesia yang unik dan memiliki nilai budaya tinggi sangat menarik bagi konsumen Eurasia.

Contohnya:

  • Keripik singkong dan tempe
  • Teh herbal
  • Skincare alami
  • Busana Muslim dan produk fesyen

E-commerce dan Dukungan Pemerintah

Pemerintah juga mendorong penetrasi digital melalui e-commerce lintas negara. Platform seperti TradeIndonesia dapat dimanfaatkan UMKM untuk menembus pasar baru secara langsung tanpa perantara.

Risiko dan Tantangan yang Harus Diantisipasi

Dampak Sanksi Internasional terhadap Rusia

Rusia saat ini masih berada di bawah sanksi ekonomi global. Menjalin hubungan dagang dengan negara yang sedang dikenai sanksi berpotensi menimbulkan risiko reputasi dan ekonomi bagi Indonesia.

Namun, selama kerja sama tetap dalam kerangka ekonomi legal dan tidak melibatkan produk strategis yang terkena embargo, maka FTA tetap bisa dilanjutkan secara hati-hati.

Kesiapan Regulasi dan Infrastruktur

Untuk mewujudkan FTA ini, Indonesia perlu mempercepat reformasi di bidang:

  • Standarisasi ekspor
  • Sistem bea cukai digital
  • Sertifikasi produk halal internasional
  • Harmonisasi tarif dan regulasi teknis
Russia Indonesia Business Forum 2025 04 14
Indonesia Buka Jalan Perjanjian Dagang Bebas dengan Rusia dan Eurasia 4

Progres dan Target Jangka Pendek

Saat ini, Indonesia dan EAEU sedang dalam tahap penyusunan studi kelayakan. Target utama adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada akhir tahun 2025, yang akan dilanjutkan dengan negosiasi formal pada tahun berikutnya.

Pemerintah menargetkan implementasi awal FTA dapat dimulai pada 2026, dengan skema awal berupa sektor-sektor prioritas seperti pangan, pertanian, dan manufaktur ringan.

Kesimpulan: FTA sebagai Poros Ekonomi Baru Indonesia

Menjajaki Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Rusia dan Eurasia adalah langkah taktis Indonesia dalam memperluas jangkauan dagang dan memperkuat kemandirian ekonomi nasional. Di tengah dunia multipolar yang terus bergeser, FTA ini bisa menjadi tonggak penting bagi posisi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi menengah yang memiliki mitra dagang di semua penjuru dunia.

Menjadi Jembatan Perdagangan ASEAN–Eurasia

Jika dijalankan secara strategis dan berhati-hati, FTA ini dapat menjadikan Indonesia sebagai penghubung utama antara kawasan ASEAN dan Eurasia. Dengan jalur dagang baru, investasi masuk, dan ekspor meningkat, Indonesia punya peluang nyata untuk menjadi pusat gravitasi ekonomi baru di kawasan Indo-Pasifik.

Related Articles

Responses