Ivan Sugianto

Pengusaha Ivan Sugianto Paksa Siswa Bersujud dan Menggonggong, Polisi Lakukan Penangkapan

Ivan Sugianto, seorang pengusaha hiburan malam di Surabaya, menjadi sorotan publik setelah tindakannya yang memaksa seorang siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya untuk bersujud dan menggonggong seperti anjing. Kejadian ini menuai banyak kecaman dari masyarakat, yang mempertanyakan etika dan tanggung jawab seorang orang tua dalam menghadapi masalah di lingkungan sekolah.

Awal Mula Kejadian

Permintaan maaf Ivan Sugianto 2486580858.jpg

Kasus ini berawal dari pertandingan basket antar sekolah di Surabaya, yang mempertemukan tim SMA Kristen Gloria 2 dan SMA Cita Hati. Dalam pertandingan tersebut, terjadi saling ejek di antara para siswa kedua sekolah. Anak Ivan, yang bersekolah di SMA Cita Hati, diduga menjadi korban ejekan oleh seorang siswa dari SMA Kristen Gloria 2 yang memanggilnya dengan sebutan “poodle” atau anjing pudel.

Advertisements

Tersinggung dengan ejekan tersebut, Ivan tidak tinggal diam. Sebagai seorang ayah, dia merasa perlu mengambil tindakan yang menurutnya tepat untuk membela anaknya. Pada akhir Oktober 2024, Ivan mendatangi SMA Kristen Gloria 2, didampingi oleh beberapa rekannya. Kedatangan Ivan ke sekolah ini bertujuan untuk mencari siswa yang telah mengejek anaknya dan menuntut permintaan maaf.

Intimidasi di Sekolah

Di sekolah, Ivan berhasil menemukan siswa yang diduga mengejek anaknya. Dengan emosinya yang memuncak, Ivan memaksa siswa tersebut untuk bersujud sebagai tanda permintaan maaf. Tidak hanya itu, Ivan juga memaksa siswa tersebut untuk menggonggong seperti anjing di hadapan staf sekolah dan beberapa orang lainnya yang berada di tempat kejadian. Aksi ini kemudian menjadi viral dan menyebar di media sosial, yang kemudian mengundang banyak perhatian dari masyarakat.

Laporan Pihak Sekolah

Pihak SMA Kristen Gloria 2 tidak tinggal diam atas tindakan yang dianggap merendahkan martabat siswanya. Manajemen sekolah melaporkan tindakan Ivan Sugianto ke Polrestabes Surabaya atas dugaan intimidasi dan perbuatan tidak menyenangkan terhadap anak didik mereka. Laporan tersebut didaftarkan dengan nomor perkara LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA.

Laporan ini diajukan sebagai bentuk perlindungan terhadap siswa serta untuk menjaga integritas lembaga pendidikan dari segala bentuk tekanan atau intimidasi eksternal. Menurut pihak sekolah, tindakan Ivan dianggap tidak pantas dan melampaui batas karena melibatkan ancaman yang bersifat pribadi di dalam lingkungan sekolah.

Penangkapan Ivan Sugianto

Setelah laporan ini diterima, Polrestabes Surabaya bergerak cepat dalam menyelidiki kasus ini. Berdasarkan hasil penyelidikan awal, polisi menemukan cukup bukti untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Ivan Sugianto akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Penangkapan ini didasarkan pada dugaan intimidasi yang dilakukan Ivan, di mana ia dinilai telah melanggar hak-hak siswa yang seharusnya terlindungi dalam lingkungan pendidikan. Proses hukum terhadap Ivan saat ini masih berlangsung, dan pihak kepolisian berjanji akan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.

Reaksi Publik dan Kecaman Masyarakat

Kasus ini telah menarik perhatian luas dari masyarakat dan media nasional. Banyak pihak mengecam tindakan Ivan Sugianto yang dianggap tidak bijaksana dan berlebihan. Beberapa tokoh masyarakat dan aktivis perlindungan anak ikut menyuarakan keprihatinan mereka. Mereka menilai bahwa kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga etika dan menghindari kekerasan dalam menyelesaikan masalah, terutama ketika melibatkan anak-anak.

Salah satu aktivis perlindungan anak di Surabaya menyatakan, “Tindakan memaksa seorang anak untuk menggonggong seperti anjing adalah bentuk intimidasi yang tidak bisa dibenarkan dalam situasi apa pun. Anak-anak harus dilindungi, dan orang tua perlu lebih bijak dalam menghadapi masalah yang melibatkan mereka.”

Di sisi lain, masyarakat juga menyoroti peran sekolah dalam menangani kasus ini. Beberapa pihak menilai bahwa sekolah seharusnya bisa memberikan pendampingan yang lebih kuat untuk para siswa dalam mengelola konflik atau masalah yang muncul. Manajemen SMA Kristen Gloria 2 juga mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap situasi ini, namun mereka berkomitmen untuk tidak mencabut laporan yang telah diajukan ke pihak kepolisian.

Proses Hukum Berlanjut

Saat ini, kasus ini masih dalam proses hukum, dan masyarakat menanti kelanjutan serta keputusan akhir yang akan diambil oleh pihak berwenang. Ivan Sugianto terancam menghadapi sanksi hukum jika terbukti bersalah melakukan intimidasi dan tindakan yang melanggar hak-hak siswa di lingkungan pendidikan. Polisi terus melakukan penyelidikan dan telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi untuk melengkapi bukti yang ada.

Menurut pihak kepolisian, kasus ini akan ditindaklanjuti secara transparan dan sesuai prosedur hukum yang berlaku. Mereka memastikan bahwa setiap bukti yang dikumpulkan akan digunakan untuk menegakkan keadilan tanpa memihak, mengingat besarnya perhatian publik terhadap kasus ini.

Pelajaran Bagi Orang Tua dan Masyarakat

6735d62576766 ivan pengusaha surabaya paksa siswa menggonggong ditangkap di juanda 1265 711

Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bagi orang tua dan masyarakat untuk lebih bijak dalam menghadapi konflik, terutama yang melibatkan anak-anak. Pendekatan kekerasan atau intimidasi hanya akan menimbulkan dampak negatif dan bisa membawa konsekuensi hukum yang serius.

Dalam situasi apa pun, dialog dan komunikasi adalah kunci untuk menyelesaikan permasalahan. Banyak pihak berharap agar ke depan, kasus serupa tidak terjadi lagi, dan masyarakat dapat menyelesaikan setiap perbedaan dengan cara yang lebih santun dan penuh rasa hormat.

Kasus Ivan Sugianto ini menjadi contoh nyata bahwa tindakan yang diambil tanpa mempertimbangkan akibatnya bisa berujung pada masalah hukum. Kejadian ini juga menunjukkan pentingnya peran sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam memberikan perlindungan dan pengawasan terhadap siswa dari segala bentuk kekerasan maupun intimidasi yang mungkin muncul, baik dari dalam maupun luar lingkungan sekolah.

Kesimpulan

Dengan adanya kasus ini, masyarakat berharap agar proses hukum berjalan dengan baik dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Ivan Sugianto akan menghadapi proses hukum yang menentukan nasibnya ke depan. Kasus ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga etika dalam menghadapi masalah, khususnya yang melibatkan anak-anak.

Related Articles

Responses