Siapa Fridtjof Nansen yang Jadi Google Doodle Hari Ini?

malline.id

Di penghujung abad ke-19, eksplorasi Kutub Utara yang belum terjamah menarik banyak pihak, termasuk juga Fridtjof Nansen. Pada 1893, pria Norwegia kelahiran 10 Oktober 1861 ini memimpin ekspedisi untuk menjadi orang pertama yang berhasil mencapai Kutub Utara.

Nansen belajar zoologi di Royal Frederick University dan menjadi seorang akamedisi. Meski demikian ia tak pernah lepas dari hobinya bermain ski. Pada 1888 ia menjadi orang pertama yang memimpin ekspedisi melintasi daratan Greenland. Tak sampai di situ, Nansen juga berusaha menjadi orang pertama yang mencapai kutub utara.

Sayangnya dalam ekspedisi itu ia tidak berhasil. Tapi ia berhasil mencapai garis lintang paling utara dari penjelajah pada saat itu.


Google membuat doodle khusus untuk merayakan ulang tahun ke-156 dari Fridtjof Nansen. Coret-coretan kreatif di laman beranda mesin pencari Google menampilkan gambar hitam putih yang mengambil inspirasi dari petualangan Fridtjof Nansen menuju kutub dengan ski.

“Dia belajar ski cross-country hingga sejauh 50 mil (80 km) dalam sehari dengan bekal minim, kadang hanya ditemani anjingnya,” tulis Google dalam laman penjelasan mengenai Google Doodle ulang tahun ke-156 dari Nansen.

Eksplorasi Fridtjof Nansen terhenti saat Perang Dunia pertama pecah pada 1914. Pada dekade kedua abad ke-20, setelah perang usai, ketertarikannya bergeser ke politik internasional dan isu-isu humanitarian.

Dia iba melihat nasib tawanan dan para pengungsi perang, lalu berinisiatif mengadakan konferensi internasional di Jenewa untuk membuat sebuah dokumen perjalanan bagi pengungsi yang tidak punya kewarganegaraan (stateless) agar bisa diterima di negara lain.
Dokumen tersebut lantas dikenal dengan nama Nansen Passport. Kesahihannya diakui oleh 52 negara.

Sebanyak 450.000 Nansen Passport dibagikan ke pengungsi. Awalnya ke para ekspatriat Rusia yang kewarganegaraannya dicabut Vladimir Lenin menyusul perang saudara di negeri tersebut, lalu kemudian melebar dan dibagikan pula untuk pengungsi dari Armenia dan Turki.

Nansen Passport kini sudah tidak dikeluarkan lagi. Namun, lembaga nasional dan supernasional seperti PBB tetap memberikan dokumen perjalanan kepada pengungsi dan orang tanpa kewarganegaraan, termasuk sertifikat identitas.

Usaha Fridtjof Nansen membantu orang-orang yang mencari rumah baru setelah perang ini membuatnya diganjar hadiah Nobel Perdamaian pada 1922. Fridtjof Nansen, sang ilmuwan petualang, diplomat, sekaligus humanis, tutup usia pada 13 Mei 1930.