OceanOneK, Robot Buatan Stanford University yang Siap Menjelajahi Dasar Lautan

OceanOneK

Ilmuwan robotic di Stanford University, California, membuat sebuah robot penyelam untuk menyusuri bangkai kapal dan pesawat yang jatuh dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Robot yang dikenal sebagai OceanOneK itu memungkinkan operatornya merasa seperti mengikuti penjelajahan bawah air juga.

“OceanOneK sebenarnya telah (dikerjakan, red) mulai tahun 2014 yang mana purwarupa awal robot ini dirancang untuk menjelajah kedalaman 200 meter. Dan idenya adalah bagaimana menghubungkan robot ini dengan manusia,“ terang Direktur Stanford Robotic Lab Oussama Khatib dalam video di situs resmi Stanford University.

Dari depan, OceanOneK dirancang sangat menyerupai manusia. Ia memiliki lengan dan tangan, juga mata yang memiliki pengelihatan 3D sehingga memungkinkan untuk menyusuri dunia bawah laut dan merekamnya dengan penuh warna.


Pada bagian belakang, robot tersebut memiliki komputer dan delapan pendorong multi arah yang membantunya dengan hati-hati melakukan manuver di lokasi kapal karam yang rapuh.

Saat operator di permukaan laut menggunakan kontrol untuk mengarahkan OceanOneK, sistem umpan balik haptic (berbasis sentuhan) robot menyebabkan orang tersebut merasakan hambatan air serta kontur artefak.

Kemampuan penglihatan dan sentuhan OceanOneK yang realistis sudah cukup untuk membuat orang merasa seperti menyelam ke kedalaman — tanpa bahaya atau tekanan bawah air luar biasa yang akan dialami oleh penyelam manusia.

Oussama Khatib dan mahasiswanya bekerja sama dengan para arkeolog laut dalam dan mulai mengirim robot itu untuk menyelam pada bulan September. Tim baru saja menyelesaikan ekspedisi bawah laut lainnya pada bulan Juli lalu.

Dilansir dari CNN, sejauh ini OceanOneK telah menjelajahi pesawat Beechcraft Baron F-GDPV yang tenggelam, kapal uap Italia Le Francesco Crispi, kapal Romawi abad kedua di lepas pantai Corsica, pesawat Lightning P-38 Perang Dunia II, dan kapal selam bernama Le Protée. Crispi bahkan berada pada kedalaman sekitar 500 meter (1.640 kaki) di bawah permukaan Laut Mediterania.

“Anda bergerak sangat dekat dengan struktur menakjubkan ini, dan sesuatu yang luar biasa terjadi ketika Anda menyentuhnya: Anda benar-benar merasakannya,” kata Khatib, yang juga merupakan professor ilmu komputer.

“Saya tidak pernah mengalami hal seperti itu dalam hidup saya. Saya dapat mengatakan bahwa sayalah yang menyentuh Crispi pada jarak 500 (meter). Dan saya melakukannya — saya menyentuhnya, saya merasakannya.”

OceanOneK bisa menjadi awal dari masa depan di mana robot melakukan eksplorasi bawah laut yang terlalu berbahaya bagi manusia dan membantu kita melihat lautan dengan cara yang benar-benar baru. Pihak pengembang OceanOneK mengatakan bahwa robot ini sangat siap menghadapi berbagai kemungkinan bahaya.

“Robot memiliki begitu banyak fitur dan begitu banyak komponen yang saling terkait sehingga, jika ada satu bagian yang rusak, kami mungkin membutuhkan waktu seharian penuh untuk membongkar, memperbaiki, dan memasang kembali. Semuanya harus menyatu dan bekerja secara bersamaan untuk memiliki ekspedisi yang sukses, dan itu benar-benar menantang,” ujar Bo Kim seorang mahasiswa pascasarjana Stanford Robotics yang melakukan petualangan dengan OceanOne dan berkolaborasi dari kampus untuk OceanOneK.

Misi OceanOneK yang datang akan menjelajahi kapal uap yang tenggelam di Danau Titicaca di perbatasan Peru dan Bolivia. Tapi Khatib dan timnya memiliki mimpi yang lebih besar untuk proyek ini: luar angkasa. Khatib mengatakan Badan Antariksa Eropa telah menyatakan minatnya pada robot tersebut. Perangkat haptic di Stasiun Luar Angkasa Internasional akan memungkinkan astronot berinteraksi dengan robot.

“Mereka dapat berinteraksi dengan robot jauh di dalam air dan ini akan luar biasa karena ini akan mensimulasikan tugas melakukan ini di planet yang berbeda atau bulan yang berbeda,” kata Khatib.