img 9344 1

Deindustrialisasi Prematur Hambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pasar kerja di Indonesia semakin sulit, dengan angka pengangguran di kalangan generasi muda yang meningkat drastis. Berdasarkan data terbaru, terdapat hampir 10 juta generasi Z yang menganggur, dan tingkat PHK di Jakarta naik hingga 1000 kasus. Meski ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5%, banyak masyarakat yang tidak merasakan dampak positifnya, bahkan kelas menengah justru menyusut secara signifikan, dengan banyak orang jatuh ke dalam kategori rentan miskin.

Fenomena ini terjadi akibat deindustrialisasi prematur, di mana sektor manufaktur di Indonesia tidak berkembang dengan baik. Ini berdampak pada penurunan penciptaan lapangan kerja formal, dan lebih banyak tenaga kerja beralih ke sektor informal. Dibandingkan dengan negara-negara seperti China dan Korea Selatan, Indonesia gagal memanfaatkan fase industrialisasi yang penting. Kedua negara tersebut berhasil melewati fase manufaktur sebelum beralih ke sektor jasa, namun Indonesia terpaksa menghadapi deindustrialisasi sebelum sektor manufaktur tumbuh optimal.

Kondisi ini diperparah oleh globalisasi, di mana produk impor dari negara-negara lain seperti China jauh lebih murah dan kompetitif. Sebagai contoh, produk-produk yang diimpor dari China sering kali 50% lebih murah dibandingkan produk lokal, sehingga banyak pabrik di Indonesia yang tutup, seperti pabrik tekstil dan bata. Ketidakmampuan bersaing di pasar global membuat Indonesia kehilangan daya saing di sektor manufaktur.

Advertisements

Untuk memperbaiki keadaan, Indonesia perlu meniru langkah yang diambil oleh negara-negara seperti China dan Korea Selatan, yang sukses meningkatkan ekonomi mereka melalui perencanaan yang matang, pembangunan infrastruktur masif, serta investasi asing yang mendukung transfer teknologi. Selain itu, pemerintah Indonesia harus fokus pada peningkatan keterampilan sumber daya manusia agar dapat bersaing di pasar kerja global, terutama dengan munculnya teknologi baru seperti AI yang semakin mendominasi berbagai sektor industri.

Pemerintah juga perlu menyederhanakan regulasi bisnis untuk menarik lebih banyak investasi asing. Proses perizinan yang rumit dan mahal menjadi penghambat utama masuknya modal asing, padahal investasi tersebut sangat diperlukan untuk memodernisasi sektor manufaktur dan menciptakan lapangan kerja baru.

Kesimpulannya, Indonesia harus segera mengambil tindakan konkret untuk mencegah kemunduran ekonomi lebih lanjut akibat deindustrialisasi prematur. Dengan perencanaan yang baik, peningkatan kualitas tenaga kerja, serta investasi yang tepat, Indonesia masih memiliki peluang untuk mencapai kemajuan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.

Related Articles

Responses