Donald Trump mendapatkan dukungan signifikan dari komunitas Muslim dan Arab-Amerika dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2024, khususnya di negara bagian Michigan. Dukungan ini, yang sebelumnya sangat mendukung Partai Demokrat, beralih sebagai reaksi atas ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan luar negeri pemerintahan saat ini, terutama dalam penanganan konflik antara Israel dan Hamas yang berdampak langsung pada warga Palestina dan Lebanon.

Di Dearborn, Michigan, kota yang menjadi rumah bagi populasi Arab-Amerika terbesar di AS, Trump mencatatkan lonjakan dukungan dengan meraih 43% suara—lonjakan signifikan dibandingkan pemilu sebelumnya. Kampanyenya yang menekankan janji perdamaian dan komitmen untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah menjadi daya tarik utama bagi komunitas ini, yang ingin melihat langkah konkret untuk menghentikan konflik yang berkepanjangan di tanah leluhur mereka.

Namun, tidak semua anggota komunitas Arab-Amerika sepenuhnya mendukung Trump. Beberapa di antaranya memilih kandidat pihak ketiga atau bahkan memutuskan untuk tidak memberikan dukungan kepada kandidat manapun sebagai bentuk protes. Hal ini mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan luar negeri AS yang dianggap tidak memadai dalam menghadapi isu-isu sensitif di kawasan Timur Tengah.

Dukungan komunitas Muslim dan Arab-Amerika terhadap Trump menegaskan pentingnya kebijakan luar negeri AS, khususnya terkait Palestina dan Lebanon, dalam membentuk preferensi politik mereka. Perubahan ini menunjukkan bahwa masalah perdamaian di Timur Tengah kini menjadi perhatian yang sangat penting dalam politik Amerika Serikat.