• Ketika manusia melihat diskon, otaknya mengalami beberapa reaksi psikologis yang mendorongnya untuk membeli. Ini berkaitan dengan mekanisme neurologis dan emosional yang telah lama berkembang dalam diri manusia. Berikut beberapa hal yang terjadi pada psikologi manusia saat melihat diskon:

      1. Efek Dopamin dan Rasa Senang

      Diskon menciptakan sensasi reward dalam otak, yang memicu pelepasan dopamin—neurotransmitter yang berhubungan dengan kesenangan dan kepuasan.

      Ini membuat orang merasa senang dan termotivasi untuk membeli, meskipun produk tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan.

      2. Fear of Missing Out (FOMO)

      Diskon sering dikemas dengan batas waktu atau stok terbatas, menciptakan rasa ketakutan kehilangan kesempatan.

      Otak merespons ini dengan meningkatkan urgensi untuk membeli sebelum terlambat, meskipun belum tentu keputusan yang rasional.

      3. Bias Kognitif: Loss Aversion & Anchoring Effect

      Loss Aversion: Manusia cenderung lebih takut kehilangan sesuatu daripada mendapatkan keuntungan yang sama. Jadi, ketika melihat harga normal yang lebih tinggi dibanding harga diskon, orang merasa rugi jika tidak memanfaatkan diskon tersebut.

      Anchoring Effect: Harga asli yang lebih tinggi dijadikan sebagai “anchor” atau patokan. Ketika harga turun, otak merasa mendapatkan “keuntungan besar”, padahal harga itu bisa jadi sudah dimarkup sebelumnya.

      4. Persepsi Nilai yang Berlebihan (Perceived Value vs. Actual Need)

      Harga yang lebih rendah membuat otak menilai produk sebagai lebih berharga daripada sebelumnya.

      Kadang orang membeli bukan karena butuh, tapi karena merasa mendapatkan “deal terbaik”.

      5. Impulse Buying & Hilangnya Pengendalian Diri

      Diskon memicu belanja impulsif, di mana rasionalitas berkurang dan keputusan lebih didorong oleh emosi.

      Orang cenderung membeli tanpa berpikir panjang, terutama jika ada dorongan sosial (misalnya melihat orang lain juga membeli).

      6. Efek ‘Lebih Murah Lebih Banyak’ (Decoy Effect & Bundle Deals)

      Jika ada pilihan membeli satu barang dengan diskon kecil atau bundling dengan diskon lebih besar, otak cenderung memilih yang lebih banyak karena merasa lebih untung.

      Ini adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah pembelian, meskipun konsumen awalnya hanya ingin satu barang.

      7. Rasionalisasi Pasca Pembelian

      Setelah membeli barang diskon, otak mencari alasan untuk membenarkan keputusan tersebut agar tidak merasa bersalah (buyer’s remorse).

      Misalnya, “Nanti pasti kepakai” atau “Kalau beli nanti bakal mahal lagi”.

      Secara keseluruhan, diskon memanfaatkan psikologi manusia yang cenderung mencari keuntungan, menghindari kerugian, dan merespons peluang dengan cepat. Itu sebabnya strategi ini sangat efektif untuk meningkatkan penjualan!