
Trump dan Zelenskyy Bertemu di Vatikan, Nasib Ukraina Tetap dalam Bayang-bayang Perang
Pertemuan Simbolis di Tengah Suasana Duka
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada tanggal 26 April 2025, di Vatikan saat pemakaman Paus Fransiskus. Ini menandai pertemuan tatap muka pertama mereka sejak diskusi yang menegangkan di Gedung Putih pada awal Februari. Pertemuan ini membuka kembali jalur diplomatik di tengah perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.
Skeptisisme Trump Terhadap Komitmen Rusia
Pernyataan Trump Setelah Pertemuan
Dalam diskusi singkat selama 15 menit di Basilika Santo Petrus, Trump dan Zelenskyy membahas perlindungan warga sipil, gencatan senjata tanpa syarat, dan mencapai perdamaian yang langgeng. Setelah pertemuan tersebut, Trump menyatakan skeptisisme tentang niat Presiden Rusia Vladimir Putin.
Melalui platform Truth Social, Trump menulis bahwa Putin “mungkin hanya mempermainkannya” dan menyerukan sanksi tambahan terhadap Rusia, terutama yang menargetkan sektor perbankan.
Serangan Brutal Rusia terhadap Warga Sipil
Trump juga mengkritik tajam serangan rudal Rusia ke wilayah sipil Ukraina, termasuk serangan mematikan di Kyiv yang menewaskan 12 orang dan melukai 87 orang lainnya (NDTV).

Penderitaan Warga Sipil Ukraina yang Tak Kunjung Usai
Krisis Kemanusiaan dan Pengungsian Massal
Meskipun ada upaya diplomatik baru, rakyat Ukraina terus menderita. Infrastruktur masih hancur, pasokan makanan dan obat-obatan langka, dan lebih dari enam juta warga Ukraina telah mengungsi ke negara-negara tetangga. Jutaan lainnya hidup sebagai pengungsi internal dalam kondisi darurat dengan akses terbatas ke kebutuhan dasar.
Trauma Psikologis di Kalangan Anak-anak Ukraina
Anak-anak Ukraina menghadapi trauma psikologis yang parah, setelah kehilangan anggota keluarga dan hidup di bawah ancaman kekerasan yang terus menerus, sehingga memperburuk bencana kemanusiaan di seluruh wilayah konflik.
Ketegangan Diplomatik dan Tantangan Perdamaian
Penolakan Ukraina terhadap Proposal Perdamaian AS
Rencana perdamaian AS, yang menyarankan untuk mengakui aneksasi Rusia atas beberapa wilayah Ukraina, dengan tegas ditolak oleh Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa. Ukraina bersikeras bahwa diskusi mengenai kedaulatan wilayah hanya dapat dilakukan setelah gencatan senjata permanen tercapai.
Peringatan dari Menteri Luar Negeri AS
Menteri Luar Negeri Marco Rubio memperingatkan bahwa keterlibatan diplomatik AS dapat dipertimbangkan kembali jika tidak ada kemajuan yang nyata (Reuters).
Jalan Panjang Menuju Perdamaian
Sementara pertemuan Trump-Zelenskyy di Vatikan menghidupkan kembali harapan diplomatik, kenyataan di lapangan tetap suram. Dengan skeptisisme yang mendalam terhadap Rusia dan rintangan diplomatik yang kompleks, jalan Ukraina menuju perdamaian tampak panjang dan penuh dengan tantangan.
Respon