Polusi Udara

Polusi Udara Jakarta Kian Parah, Ancaman Kesehatan Kian Nyata

Polusi udara di Jakarta semakin menjadi perhatian serius. Terutama, partikel-partikel kecil seperti PM2.5 dan PM10 kini menjadi pencemar utama, menyebar ke berbagai wilayah dan memengaruhi kesehatan warga. Partikel ini tak hanya berasal dari transportasi dan industri, tetapi juga pembakaran bahan bakar fosil dan kejadian kebakaran hutan yang kerap terjadi di musim kemarau.

Kualitas udara yang buruk di ibu kota menyebabkan tingginya risiko penyakit pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Paparan partikulat seperti PM2.5, yang memiliki ukuran sangat kecil hingga bisa menembus saluran pernapasan dan paru-paru, meningkatkan risiko asma, infeksi saluran pernapasan, hingga penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara paparan jangka panjang terhadap PM2.5 dengan penyakit kronis seperti kanker paru-paru dan stroke.

Selain partikulat, polutan lain seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon (O3) juga memperburuk kualitas udara di Jakarta. Karbon monoksida, yang tidak berbau dan tidak berwarna, bisa mengurangi kadar oksigen dalam darah dan mengancam fungsi vital tubuh. Sementara itu, ozon troposferik yang terbentuk di dekat permukaan tanah akibat reaksi kimia antara oksida nitrogen dan senyawa organik yang mudah menguap, dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan penurunan fungsi pernapasan.

Advertisements

Para ahli menyebutkan, polusi udara di Jakarta tidak hanya berdampak pada kesehatan pernapasan saja, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan kardiovaskular. Partikel-partikel halus PM2.5 yang terhirup dan masuk ke dalam darah dapat mengganggu aliran oksigen dalam tubuh. Hal ini berisiko meningkatkan pembentukan gumpalan darah dan mengganggu aliran darah ke jantung. Tak heran, banyak kasus serangan jantung yang dipicu oleh paparan polusi udara tinggi.

Kondisi ini memicu beban ekonomi yang besar bagi warga dan pemerintah. Sebuah langkah awal untuk mitigasi adalah meningkatkan sistem pemantauan kualitas udara secara real-time dan memperluas jangkauan lokasi pemantauan di Jakarta. Dengan data yang akurat, warga dapat melakukan langkah preventif seperti menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan membatasi waktu keluar saat tingkat polusi tinggi.

Dengan kualitas udara yang terus memburuk, masyarakat Jakarta dihadapkan pada pilihan sulit: menjalani hidup dengan ancaman kesehatan yang nyata atau berjuang untuk mendorong perubahan kebijakan yang lebih ketat terkait emisi. Hanya dengan tindakan nyata dari pemerintah dan kerja sama warga, masalah polusi udara di Jakarta dapat tertangani dengan baik.

Related Articles

Responses