Perbedaan Koin dan Token Crypto

Crypto

Ada beberapa perbedaan koin dan token crypto yang seringkali membuat bingung. Saat ini, perkembangan crypto di Indonesia mulai tumbuh dengan munculnya beberapa aset crypto yang dimiliki publik figur.

Dalam dunia crypto, ada istilah koin crypto dan token crypto. Kedua istilah tersebut memiliki pengertian dan arti yang berbeda. Dalam hal ini, perbedaan di antara keduanya bukan hanya terletak pada namanya saja.

Dilansir dari laman The Economic Times, koin merupakan aset crypto yang memiliki teknologi blockchain dan beroperasi di blockchainnya sendiri. Blockchain merupakan sebuah teknologi yang digunakan untuk menyimpan data secara digital yang terhubung dengan kriptografi. Koin crypto pertama di dunia adalah Bitcoin.


Berbeda dengan koin, Token tidak memiliki blockchain sendiri dan hanya beroperasi pada pihak lain atau blockchain koin crypto. Transaksi koin crypto dilakukan oleh blockchain, sedangkan token bergantung pada smart contract.

Smart contract merupakan sebuah array kode yang memfasilitasi perdagangan antara dua pengguna. Setiap blockchain biasanya menggunakan beberapa nomor dalam smart contractnya.

Perbedaan lain di antara koin dan token crypto adalah representasi mereka. Koin crypto adalah versi digital dari nilai dasar, sedangkan token adalah aset. Menurut Patel dari Mudrex, melihat dari sudut pandang investasi, token lebih baik daripada koin karena mereka memiliki tujuan tertentu.

Token mewakili apa yang dimiliki pemegangnya, sementara koin mewakili apa yang dapat dimiliki oleh pemegangnya. Dalam crypto, koin bertindak sebagai mata uang digital yang bisa digunakan untuk melakukan berbagai transaksi atau disimpan sekalipun. Beberapa koin crypto yang umum dijumpai adalah Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, dan lainnya.

Sama halnya dengan koin, token juga dapat disimpan sebagai investasi hingga diperdagangkan. Beberapa token crypto paling umum adalah Tether, Solana, dan Polkadot.