img 5807 1

Apple Didesak Cari CEO Baru di Tengah Krisis AI

Sejumlah analis dan investor mulai mempertanyakan masa depan Apple di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan tuntutan inovasi produk. LightShed Partners, firma analis ternama di Wall Street, baru-baru ini secara terbuka menyarankan agar Apple segera mempertimbangkan pergantian CEO. Mereka menilai Tim Cook, yang dikenal piawai dalam operasional dan logistik, kurang memberikan gebrakan inovasi produk di era teknologi yang semakin kompetitif.

Pernyataan ini langsung mengguncang pasar. Banyak pihak menilai performa Apple dalam beberapa tahun terakhir memang stagnan, khususnya jika dibandingkan pesaing seperti Microsoft, Google, dan bahkan produsen smartphone asal Tiongkok. Kinerja saham Apple sempat mengalami tekanan, meski tetap berada pada posisi tinggi secara historis. Namun, tekanan untuk beradaptasi dengan tren AI semakin tidak dapat dihindari.

Tekanan Datang dari Analis Wall Street

LightShed Partners, dalam laporan yang dirilis 9 Juli 2025, menyoroti bahwa Apple membutuhkan sosok pemimpin yang benar-benar visioner di bidang produk, bukan sekadar andal mengelola rantai pasokan. Mereka menyatakan bahwa Tim Cook telah membawa Apple ke puncak kejayaan finansial, namun kini saatnya perusahaan berfokus pada inovasi untuk mempertahankan posisinya di pasar global.

Laporan itu juga mencatat lambannya respon Apple terhadap tren AI generatif yang kini mendominasi dunia teknologi. Sementara Microsoft dan Google agresif berinvestasi dan meluncurkan layanan berbasis AI, Apple dinilai masih tertinggal dan kurang atraktif dalam menggaet talenta di bidang tersebut.

Tidak Ada Tekanan Resmi dari Dewan Direksi

Meski desakan datang dari analis, hingga saat ini Dewan Direksi Apple belum memberikan sinyal akan mengganti Tim Cook. Apple bahkan baru saja menunjuk Sabih Khan sebagai Chief Operating Officer (COO) menggantikan Jeff Williams, langkah yang justru menguatkan struktur manajemen lama. Dalam pernyataan resminya, Apple menegaskan komitmen untuk terus berinovasi di bidang perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk integrasi fitur AI di iOS 19.

Pasar dan Konsumen Mengharapkan Gebrakan

Tekanan untuk melakukan perubahan tidak hanya datang dari analis, tapi juga dari konsumen dan pasar global. Laju inovasi produk Apple dianggap melambat sejak era Steve Jobs. Meski iPhone, iPad, dan MacBook masih mendominasi segmen premium, belum ada inovasi revolusioner yang benar-benar membedakan Apple dari kompetitor dalam beberapa tahun terakhir.

Media sosial ramai membahas apakah Apple masih menjadi perusahaan yang “think different” atau sudah mulai kehilangan sentuhannya. Peluncuran iOS 19 dan integrasi fitur AI pada Apple Intelligence dianggap masih belum cukup untuk mengembalikan dominasi inovatif Apple di mata publik.

Respon Apple dan Proyeksi ke Depan

Pihak Apple menyatakan komitmennya untuk terus berkembang di bidang AI. Mereka menyebut integrasi AI di iOS 19 baru permulaan, dan akan terus menghadirkan pengalaman baru bagi pengguna. Namun, tekanan dari analis dan pasar kemungkinan akan semakin meningkat jika Apple tidak segera membuktikan komitmen inovasi dengan produk nyata di tahun-tahun mendatang.

Sebagai perusahaan teknologi dengan valuasi tertinggi di dunia, Apple kini berada di persimpangan jalan. Akankah perusahaan ini kembali memimpin revolusi teknologi, atau justru kehilangan momentum di tengah gempuran era AI? Waktulah yang akan menjawab, namun tekanan publik dan analis semakin sulit diabaikan.

Related Articles