Merek Lokal Minta Gaikindo Jangan Serakah

malline

Pondasi era kedaraan listrik di Indonesia tinggal menunggu Peraturan Presiden ditandatangani Presiden Joko Widodo. Namun, dari draft yang sudah disosialisasikan, pemain lokal dengan segala kemampuan intelektualitasnya, seakan tidak diberi kesemparan menikmati pasar.

Tidak berhenti hanya dengan melakukan lobi-lobi dengan pemerintah untuk merevisi Perpres, Asosiasi Pengembang Kendaraan Listrik Bermerek Nasional (Apklibernas) juga tidak segan untuk mengharapkan kebesaran hati dan sinergi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yang menjadi corong merek asing di dalam negeri.

“Saya berbicara langsung dengan Gaikindo, dan mengatakan kalau mereka adalah asosiasi yang bagus, punya bisnis baik, investasi triliunan, dan jualan juga triliunan. Jika selama ini merek international dan nasional berkelahi, kenapa tidak, kita coba bersinergi dan membagi pasar?” ujar Sukotjo Herupramono, Ketua Umum Apklibernas kepada KompasOtomotif, Senin (4/9/2017).


“Kami dari Apklibernas, hanya meminta 10 persen saja dari total pasar mobil, yang benar-benar bermerek nasional (segmen mobil listrik). Pasalnya, kalau kami diadu seperti biasanya dengan merek asing, kami tidak pernah kuat,” ucap Sukotjo.

Dirnya menyebut, kalau merek-merek asing tersebut sudah banyak mendapat pendapatan di Indonesia. Bukan lagi jadi rahasia, kalau seluruh keuntungan juga dibawa kembali ke negara mereka masing-masing.

“Kami tentunya harus mengamankan, di mana 10 persen kentungan harus kembali ke Indonesia. Masa hanya 10 persen pasar saja untuk negeri sendiri masih dikunci?” kata Sukotjo seolah tak percaya dengan keserakahan merek asing.

“Kasihan dengan generasi muda negeri ini, yang ingin mendedikasikan dirinya di teknologi kendaraan listrik, harapannya selalu pupus karena peluangnya terus disikat merek international,” ucap pria berusia 70 tahun tersebut.