Beban Transportasi Kelas Menengah Melonjak, Ancam Tabungan & Investasi
Lonjakan harga BBM dan tarif transportasi umum telah memukul keras kantong masyarakat kelas menengah.Berdasarkan data Survei Ekonomi Nasional (Susenas), pengeluaran untuk transportasi melonjak hingga 7,5 persen dari tahun 2019 ke 2024. Kenaikan ini terutama dirasakan pada moda transportasi darat seperti ojek, taksi, dan angkutan umum lainnya.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, menyoroti bahwa peningkatan ini cukup signifikan dan perlu menjadi perhatian serius. “Kenaikan harga BBM dan tarif transportasi umum menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan beban pengeluaran,” ungkapnya.
Selain itu, peningkatan penggunaan kendaraan pribadi juga turut berkontribusi pada membengkaknya biaya transportasi.Hal ini diperparah dengan kemacetan yang kerap terjadi di kota-kota besar, membuat konsumsi bahan bakar semakin boros.
Dampak dari kenaikan beban transportasi ini tidak bisa dianggap remeh. Masyarakat kelas menengah terpaksa mengurangi alokasi dana untuk tabungan dan investasi. Padahal, tabungan dan investasi merupakan kunci penting dalam menjaga stabilitas keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Jika tidak segera diatasi, kenaikan beban transportasi ini dapat menghambat upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencapai target pertumbuhan ekonomi. Perlu ada langkah-langkah konkret untuk menekan biaya transportasi, seperti meningkatkan efisiensi transportasi umum dan memberikan insentif bagi penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
Responses